Oleh : Rizal Bustami
Pada awal Masehi, antara tahun 90 – 168, hidup seorang ahli matematika dan astronomi dari Alexandaria bernama Calude Ptolemeus. Dialah orang pertama di dunia yang membuat ancar – ancar letak Asia..Ptolemeus telah mengadakan perdagangan dengan Palembang, Sumatera - menukar kapur barus dengan keramik dan minyak wangi Yunani. Kemudian dia menyebut daerah tersebut sebagai Barus.Rute Ptolemeus Adalah Venesia, Iskandaria, Teluk Aden (Yunani), India,Barus, China dan kembali ke Venesia.
Di pantai barat Sumatera, di Propinsi Sumatera Utara, ada kota kecil bernama Barus. Disebut Barus, karena dari pelabuhan inilah kapur barus dikapalkan ke Mesir, Yunani, Parsi, Iskandaria dan Arabia. Disini pulalah Marcopolo dan Magelan pernah mendarat pertama kali di Bumi Nusantara.
Menurut mitologi Yunani, Timur Jauh adalah ujung dunia, dimana Adam dan Hawa diturunkan ke bumi. Asia Tenggara (Nusantara) adalah pusat chryse (emas) dan argse (perak). Dalam kitab Perjanjian Lama,disebut, Nabi Sulaiman pernah mencari ophir (emas) ke wilayah timur. Menurut kepercayaan,bahwa tanah tempat Sulaiman mendarat tersebut adalah Auerea Chersensus (Golden Peninsula Malaya) dan tepatnya di Ceylon dan Sumatera. Namun, di pantai barat Sumatera Barat, terdapat Gunung bernama Gunung Ophir. Pada peta umum, nama Ophir tertera dalam tanda kurung. Sanskerta, Pulau Sumatera disebut Perca, yaitu Pulau Perak. Kata Ophir, berasal dari Timur Tengah, entah Parsi, Arabia atau Mesir Kuno.
Kaphur berarti harum. Pada zaman itu, satu-satunya sumber keharuman adalah kapur barus dari Sumatera. Sedangkan kata kaphur, ada di Al Quran. Artinya, keharuman yang berasal dari Sumatera, disebut-sebut dalam ayat suci Al Quran. Demikian penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar-nya tentang kata kaphur. Marcopolo terinspirasi mencari daratan Sumatera oleh kisah–kisah kitab suci itu dan pentujuk dari Ptolemeus. Pada abad pertengahan, orang Eropa percaya bahwa Timur Jauh (Nusantara) merupakan di mana sorga berada. Marcopolo dan Magelan adalah orang yang membuka misteri jalan ke timur tersebut. Begitu sampai di Sumatera, Marcopolo merasa telah menemukan sorga itu.
Nusantara bukan hanya kilauan emas dan harumnya kapur barus, tetapi juga keajaiban rempah – rempah.
Rempah – rempah telah membuat orang Eropa mabuk kepayang. Rempah – rempah harus dicari dan dikuasai, begitulah tekad negeri – negeri Eropah pada abad ke 15. Maka muncullah perlombaan antara Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Italia ke Nusantara.
Raja Perancis, Henry, memberi perhatian khusus terhadap perusahaan – perusahaan pembuat roti. Penciptaan resep roti rempah – rempah dibawah pengawasan istana dan roti yang beroma unik tersebut menjadi menu wajib istana.
Selain penyedap makanan, rempah – rempah juga dikembangkan untuk berbagai pengobatan. Ada kepercaryaan pada masyarakat Eropah pada abad ke 15, bahwa rempah – rempah adalah sumber keabadian. “Orang yang mampu membeli kayu manis, tidak seharusnya mati.”
Kunci sukses pelayaran mereka terletak pada peta. Pembuatan peta oleh kartografer menjadi penting. Peta tersebut menjadi barang yang paling dilindungi, setelah nyawa raja. Sebastian Muster dalam bukunya Cosmographia (1538) adalah kartografer yang memberikan penamaan kepada Sumatera, setelah sebelumnya dikacaukan dengan Ceylon. Melalui fantasi kartografer itu akhirnya Nusantara hiruk pikuk oleh para kolonian.
Pentingnya rempah rempah bagi Belanda, misalnya, negeri kincir angin ini sampai menukar Pulau Run di Banda, Maluku dengan Pulau Manhattan (New Amsterdam) milik Inggris di Amerika Serikat. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1667 dalam perjanjian Treaty of Breda. Bagi Belanda ketika itu, Pulau Run lebih penting dibandingkan dengan Manhattan hanya untuk buah pala.
Tidak ada tanaman di dunia ini sehebat buah pala. Makanan tanpa bubuhan buah pala hambar rasanya. Fungsi lain dari pala juga tidak tergantikan, misalnya untuk pengawetan makanan. Coca Cola dan sosis tidak sehebat itu tanpa peranan buah pala sebagai pengawet dan cita rasa.
Oleh masyarakat Indonesia rempah – rempah dan tumbuh – tumbuhan dikembangkan untuk pengobatan dan pelezat makanan. Untuk kegunaan obat-obatan dikembangkan oleh masyarakat Jawa dengan jamunnya, sedangkan untuk memanjakan lidah dilahirkan oleh masyarakat Minangkabau. Inilah sumbangan yang amat besar oleh Indonesia bagi masyarakat dunia. (RB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar