'Belajarlah Menghormati Orang Lain, Ibra'
MILAN - Arrigo Sacchi bisa memaklumi ketika Zlatan Ibrahimovic mengeluarkan kata-kata pedas kepadanya. Sacchi berharap striker anyar AC Milan itu belajar untuk menghormati orang lain. Ibra menghardik Sacchi pasca laga melawan Auxerre, Kamis (16/9/2010) dinihari WIB.
Pesepakbola asal Swedia itu tidak terima dengan komenter Sacchi yang terkesan tak mengapresiasi skill-nya dalam mencetak gol. Diberitakan Football-Italia, Sacchi menjelaskan sikapnya melalui tulisan di La Gazzetta dello Sport.
Ia mengatakan bisa memaklumi sikap pemain bertubuh jangkung itu. "Mungkin ketika itu Zlatan merasa lelah pasca laga, atau mungkin tidak terima karena mendapatkan komentar yang dinilainya kurang memuaskan," tulis pria yang pernah membesut Rossoneri tahun 1987-1991 dan 1996-1997 itu.
"Mungkin juga Ibrahimovic merasa diserang karena tahun lalu, saya menulis di media dan menyatakan bahwa Barcelona telah mendatangkan pemain solo terbaik di dunia yang memiliki kekuatan, teknik, dan fisik yang berkualitas. Namun sang pemain solo bakal kesulitan menyesuaikan diri dengan kelompok orkestra baru-nya."
"Namun ketika itu saya juga menambahkan: bila Guardiola berhasil membuat Ibrahimovic bermain untuk tim dan lebih mengutamakan tim, sesuatu yang fundamental di sepakbola modern, maka dia bakal menjadi pesepakbola terbaik di dunia." Sacchi sendiri tidak berniat untuk adu argumen dengan Ibrahimovic.
Mantan pelatih timnas Italia itu berharap sekaligus mengingatkan agar eks pemain Ajax Amsterdam, Juventus, dan Inter Milan itu untuk belajar menghormati orang lain. Sacchi juga 'mengingatkan' kepada pemain Swedia itu bahwa dia tengah 'berhadapan' dengan seorang figur yang terhormat baik itu di Milan atau Italia.
"Tentu saja saya tidak berniat beradu argumen dengan dia dan saya hanya terbatas untuk merespon dengan sikap yang sangat kalem. Saya ingin mengatakan bahwa saya punya hak untuk mengekspresikan opini sembari mengklarifikasi bahwa saya tidak pernah berniat menyerang seseorang dan tidak berniat menghina"
"Tanpa ada rasa dendam, saya ingin Ibrahimovic mendapatkan yang terbaik dan saya ingin dia menunjukkan rasa hormat terhadap opini-opini menyangkut teknis, utamanya pendapat yang diutarakan oleh seseorang yang telah melakukan sesuatu untuk sepakbola."
"Mungkin Ibrahimovic belum tahu betapa besar rasa sayang dan rasa hormat yang saya terima dari seorang Silvio Berlusconi, Adriano Galliani, dan suporter Milan," demikian Sacchi.
Pesepakbola asal Swedia itu tidak terima dengan komenter Sacchi yang terkesan tak mengapresiasi skill-nya dalam mencetak gol. Diberitakan Football-Italia, Sacchi menjelaskan sikapnya melalui tulisan di La Gazzetta dello Sport.
Ia mengatakan bisa memaklumi sikap pemain bertubuh jangkung itu. "Mungkin ketika itu Zlatan merasa lelah pasca laga, atau mungkin tidak terima karena mendapatkan komentar yang dinilainya kurang memuaskan," tulis pria yang pernah membesut Rossoneri tahun 1987-1991 dan 1996-1997 itu.
"Mungkin juga Ibrahimovic merasa diserang karena tahun lalu, saya menulis di media dan menyatakan bahwa Barcelona telah mendatangkan pemain solo terbaik di dunia yang memiliki kekuatan, teknik, dan fisik yang berkualitas. Namun sang pemain solo bakal kesulitan menyesuaikan diri dengan kelompok orkestra baru-nya."
"Namun ketika itu saya juga menambahkan: bila Guardiola berhasil membuat Ibrahimovic bermain untuk tim dan lebih mengutamakan tim, sesuatu yang fundamental di sepakbola modern, maka dia bakal menjadi pesepakbola terbaik di dunia." Sacchi sendiri tidak berniat untuk adu argumen dengan Ibrahimovic.
Mantan pelatih timnas Italia itu berharap sekaligus mengingatkan agar eks pemain Ajax Amsterdam, Juventus, dan Inter Milan itu untuk belajar menghormati orang lain. Sacchi juga 'mengingatkan' kepada pemain Swedia itu bahwa dia tengah 'berhadapan' dengan seorang figur yang terhormat baik itu di Milan atau Italia.
"Tentu saja saya tidak berniat beradu argumen dengan dia dan saya hanya terbatas untuk merespon dengan sikap yang sangat kalem. Saya ingin mengatakan bahwa saya punya hak untuk mengekspresikan opini sembari mengklarifikasi bahwa saya tidak pernah berniat menyerang seseorang dan tidak berniat menghina"
"Tanpa ada rasa dendam, saya ingin Ibrahimovic mendapatkan yang terbaik dan saya ingin dia menunjukkan rasa hormat terhadap opini-opini menyangkut teknis, utamanya pendapat yang diutarakan oleh seseorang yang telah melakukan sesuatu untuk sepakbola."
"Mungkin Ibrahimovic belum tahu betapa besar rasa sayang dan rasa hormat yang saya terima dari seorang Silvio Berlusconi, Adriano Galliani, dan suporter Milan," demikian Sacchi.
Ancelotti: Ini Tahunnya Milan & Chelsea
LONDON - Carlo Ancelotti tentu berharap bisa membawa Chelsea menggondol trofi Liga Champions untuk kali pertama. Tapi, dia menyebut AC Milan juga bakal bangkit tahun ini. Beberapa waktu lalu, Ancelotti optimis The Blues bisa membawa pulang trofi Liga Champions.
Namun bekas klubnya, Milan, juga dianggap berpeluang kembali merajai Eropa. Kehadiran mantan striker Barcelona, Zlatan Ibrahimovic, ke San Siro meruapakan salah satu alasan Ancelotti. Apalagi, Ibra mencetak dwigol kemenangan Milan atas Auxerre, Kamis (16/9/2010) dini hari lalu. “Ibra bukanlah kejutan, karena dia akan melakukan tugasnya dengan baik dan membawa kualitas di Milan,” aku Ancelotti.
“Dia datang dengan antusiasme tinggi serta ditunjang dengan hasratnya. Hal terpenting adalah menemukan keseimbangan, jadi tim hisa bertahan dan menyerang dengan baik,” imbuh pelatih yang membawa Rossoneri juara Liga Champions pada 2003 dan 2007. “Jika Anda menemukan keseimbangan, maka akan memiliki tim yang bisa memenangkan apa pun.
Ini bisa jadi tahun kebangkitan Milan,” tegasnya sebagaimana disitat Football Italia, Jumat (17/9/2010). Kendati demikian, pelatih 51 tahun tetap berambisi membawa The Blues berjaya di Eropa tahun ini, meski nantinya harus mengalahkan bekas klubnya.
“Chelsea tak pernah memenangkan trofi ini, jadi kami selalu memandang spesial kompetisi ini terutama karena musim lalu tim terlalu cepat tersingkir. Saya harap ini bukan penampilan puncak setelah kami menang 4-1 atas Zilina karena tim masih bisa lebih baik dari itu,” pungkasnya.
Namun bekas klubnya, Milan, juga dianggap berpeluang kembali merajai Eropa. Kehadiran mantan striker Barcelona, Zlatan Ibrahimovic, ke San Siro meruapakan salah satu alasan Ancelotti. Apalagi, Ibra mencetak dwigol kemenangan Milan atas Auxerre, Kamis (16/9/2010) dini hari lalu. “Ibra bukanlah kejutan, karena dia akan melakukan tugasnya dengan baik dan membawa kualitas di Milan,” aku Ancelotti.
“Dia datang dengan antusiasme tinggi serta ditunjang dengan hasratnya. Hal terpenting adalah menemukan keseimbangan, jadi tim hisa bertahan dan menyerang dengan baik,” imbuh pelatih yang membawa Rossoneri juara Liga Champions pada 2003 dan 2007. “Jika Anda menemukan keseimbangan, maka akan memiliki tim yang bisa memenangkan apa pun.
Ini bisa jadi tahun kebangkitan Milan,” tegasnya sebagaimana disitat Football Italia, Jumat (17/9/2010). Kendati demikian, pelatih 51 tahun tetap berambisi membawa The Blues berjaya di Eropa tahun ini, meski nantinya harus mengalahkan bekas klubnya.
“Chelsea tak pernah memenangkan trofi ini, jadi kami selalu memandang spesial kompetisi ini terutama karena musim lalu tim terlalu cepat tersingkir. Saya harap ini bukan penampilan puncak setelah kami menang 4-1 atas Zilina karena tim masih bisa lebih baik dari itu,” pungkasnya.
Ronaldinho Anggap Berlusconi Seperti Ayah Sendiri
MILAN - Ronaldinho menganggap hubungan dirinya dengan pemilik AC Milan Silvio Berlusconi sangat erat. Berkat kepercayaan yang selalu diberikan Berlusconi, Dinho merasa patron Rossoneri itu sudah seperti ayah sendiri.
"Dia ayah saya. Seperti seorang kakak, seperti seorang ayah," cetusnya kepada L'Equipe. "Saya tahu saya bisa mempercayainya. Kami memiliki hubungan yang erat. Saya sangat percaya kepadanya dan dia pun mempercayai saya.
Kalau butuh sesuatu, saya tinggal menghubunginya." Karier Dinho sempat terancam tenggelam saat meninggalkan Barcelona dan bergabung ke Milan. Namun, bintang berusia 30 tahun itu mengambil sisi positif.
"Terima kasih atas peran besar Leonardo yang telah mempercayai kemampuan terbaik saya di atas lapangan," pungkasnya. Ronaldinho menjadi pemain yang paling banyak memberikan assist di Serie A musim lalu.
"Dia ayah saya. Seperti seorang kakak, seperti seorang ayah," cetusnya kepada L'Equipe. "Saya tahu saya bisa mempercayainya. Kami memiliki hubungan yang erat. Saya sangat percaya kepadanya dan dia pun mempercayai saya.
Kalau butuh sesuatu, saya tinggal menghubunginya." Karier Dinho sempat terancam tenggelam saat meninggalkan Barcelona dan bergabung ke Milan. Namun, bintang berusia 30 tahun itu mengambil sisi positif.
"Terima kasih atas peran besar Leonardo yang telah mempercayai kemampuan terbaik saya di atas lapangan," pungkasnya. Ronaldinho menjadi pemain yang paling banyak memberikan assist di Serie A musim lalu.
"Milan Berpeluang Juara"
MILAN - Kehadiran sejumlah punggawa baru membangkitkan optimisme di kubu AC Milan. Rasa percaya diri itupun dirasakan legenda San Siro, Paolo Maldini. Setelah tampil kurang memuaskan musim lalu, I Rossoneri melakukan sejumlah perombakan dalam tubuh skuad.
Selain menunjuk Massimiliano Allegri sebagai suksesor Leonardo Araujo, presiden Silvio Berlusconi pun memberi hadiah istimewa kepada Milanisti. Berlusconi mendatangkan duo bomber papan atas dalam diri Zlatan Ibrahimovic dan Robinho. Milan mendapatkan Ibra dengan status pinjaman dari raksasa Spanyol, Barcelona. Sementara, Robinho mendarat di San Siro dengan kontrak permanen selama empat tahun. Langkah ini segera mendapat sambutan positif dari jutaan Milanisti seluruh dunia.
Tidak terkecuali Maldini, yang mengakhiri karirnya bersama Il Diavolo, akhir musim 2008/2009 lalu. "Milan memiliki pemain-pemain berkualitas hebat seperti Ibra, Ronaldinho, Robinho serta Alexandre Pato di lini serangan," puji pria 42 tahun. "Cukup masuk akal jika mengharapkan Rossoneri merebut gelar juara tahun ini," tegas Maldini seperti dikutip Goal, Jumat (17/9/2010).
Selain menunjuk Massimiliano Allegri sebagai suksesor Leonardo Araujo, presiden Silvio Berlusconi pun memberi hadiah istimewa kepada Milanisti. Berlusconi mendatangkan duo bomber papan atas dalam diri Zlatan Ibrahimovic dan Robinho. Milan mendapatkan Ibra dengan status pinjaman dari raksasa Spanyol, Barcelona. Sementara, Robinho mendarat di San Siro dengan kontrak permanen selama empat tahun. Langkah ini segera mendapat sambutan positif dari jutaan Milanisti seluruh dunia.
Tidak terkecuali Maldini, yang mengakhiri karirnya bersama Il Diavolo, akhir musim 2008/2009 lalu. "Milan memiliki pemain-pemain berkualitas hebat seperti Ibra, Ronaldinho, Robinho serta Alexandre Pato di lini serangan," puji pria 42 tahun. "Cukup masuk akal jika mengharapkan Rossoneri merebut gelar juara tahun ini," tegas Maldini seperti dikutip Goal, Jumat (17/9/2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar