kisah seorang muslimah di jerman mempertahankan iman dan jilbabnya sampai mati,, klo disini kebanyakan mati2-an beli busana sexy
Mungkin 90% pembaca ini mengenal Michael Jackson dan sebagian lainnya menjadikannya pahlawan di dalam hidupnya. Menjadi sumber inspirasi atau apalah itu, meskipun kita tahu bahwa kehidupan Michael Jackson yang penuh dengan glamoritas berbanding 180° dengan kita. Dan saat kematiannya pun banyak orang-orang yang menangisinya.
Tapi, apakah kita mengenal seorang Ibu bernama Dr. Marwa El-Sherbini yang berasal dari Mesir? Sebagian kecil mungkin tahu, dan hampir semua daripada kita tidak mengenalnya, tidak pernah mendengarnya, atau bahkan sebagian lainnya menganggapnya tidak penting. Tidak banyak memang media-media lokal Indonesia dan media-media asing yang menampilkan berita tentang beliau. Kalaupun ada, mungkin tidak akan seramai pemberitaan media-media Islam di Mesir atau Iran. Dan apakah kita tahu berita tentang apakah yang membuatnya menjadi spesial di headline-headline Mesir dan Iran?
Pernahkah anda mendengar berita memilukan yang menceritakan tentang pembunuhan sadis? Menusuk-nusuk korbannya berkali-kali hingga mati, dan itu dilakukan di depan umum, bahkan di depan keluarganya!!
Dari blog yang saya baca terdapatlah bahwa Marwa El-Sherbini, seorang Ibu satu putra berumur 3 tahun, masih bersuami, dan sedang mengandung 3 bulan, dibunuh secara sadis dan membabi-buta di dalam sebuah persidangan di pengadilan Jerman!!
Dr. Marwa El-Sherbini adalah seorang peneliti farmasi dan pemain handball asal Mesir yang berusia 32 tahun dan berparas sangat cantik. Ia hijrah dari Mesir ke Jerman pada tahun 2005 untuk mengikuti suaminya, Elvi Ali Okaz, yang meneruskan kuliahnya setelah mendapatkan beasiswa kandidat Doktor dari Lembaga Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics. Pada awalnya mereka berdua tinggal di Bremen, namun kemudian pindah ke Dresden pada tahun 2008. Setelah ia, anaknya, dan suaminya menetap di Dresden, kehidupan mereka tidaklah seperti yang mereka harapkan. Dresden rupanya bukanlah kota yang ramah terhadap kaum muslim, terlebih lagi terhadap seorang Muslimah berkerudung. Mereka mendapatkan cobaan berupa seorang tetangga yang sangat membenci Islam. Orang itu, sebut saja Alex W.(namanya ditutupi oleh pengadilan Jerman dan kemudian oleh mereka disebut Alex W. untuk melindungi ‘manusia laknat’ tersebut) pria keturunan Jerman-Russia berusia 28 tahun yang setiap saat memberikan cacian dan makian “Teroris”, “Pembantai”, “B**ch”, dll. kepada Marwa El-Sherbini. Bahkan cacian dan makian tersebut dilontarkan oleh ‘manusia laknat’ itu di tengah keramaian Kota Dresden, dan dilihat oleh orang-orang sekitarnya, namun tak ada satupun yang menolong Marwa. Bahkan beberapa kali pula sang ‘manusia laknat’ itu menarik-narik kerudung yang Marwa kenakan untuk mencoba melepaskannya di depan umum, dan Marwa pun membela dirinya.
Setelah kejadian itu, Marwa melaporkan ‘manusia laknat’ itu ke polisi, dan akhirnya diadili. Kemudian pengadilan memutuskan bahwa ‘manusia laknat’ itu bersalah atas tuduhan tindakan rasialis dan didenda sebesar 780 € (Euro). Namun, sang ‘manusia laknat’ itu ternyata tidak mau menerima hasil persidangan dan mengajukan banding. Banding di terima, dan dari persidangan itulah kejadian tragis ini dimulai (1/7/2009). Saat itu, Marwa yang sedang bersaksi ditikam oleh ‘manusia laknat’ itu dari depan dan itu dilakukan berulang-ulang sebanyak 18 kali dalam waktu 30 detik! Yang lebih memilukan kejadian itu disaksikan langsung oleh anaknya yang baru berusia 3 tahun, dan saat suaminya hendak menolong, ia pun ikut ditikam dan ditembak oleh polisi penjaga persidangan. Sampai saat ini tidak diketahui apakah tembakan itu disengaja atau meleset yang seharusnya sasarannya adalah sang ‘manusia laknat’ tersebut. Marwa pun meninggal seketika setelah menerima 18 kali hujaman pisau tersebut. Sementara suaminya mengalami pendarahan kritis karena tertembak dan tertusuk pisau ‘manusia laknat’ itu di bagian paru-parunya.
Kejadian yang sungguh memilukan bagi umat muslim di seluruh dunia. Marwa El-Sherbini, seorang muslimah yang menjaga jilbabnya dari tangan kotor seorang ‘manusia laknat’ yang mengalami penyakit Islamofobia. Dan kini ia telah meninggal dalam keadaan Syahid. Syahid karena mati saat mempertahankan kehormatannya, syahid karena mati saat mempertahankan kandungannya, dan syahid karena mati saat mempertahankan imannya.
Semoga Allah benar-benar “menerbitkan matahari dari sebelah barat” agar kalian menyadari perbuatan kalian!
Dan kini setiap tanggal 1 Juli diperingati sebagai HARI JILBAB INTERNASIONAL. untuk mengenang kepergian beliau.
sumber :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5753511
Tidak ada komentar:
Posting Komentar