Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.” (QS.Al-Imran:190-191)
Bila mendengar kata mukjizat, pastinya teringat dengan kisah para Nabi dan Rasul Allah yang diberikan kelebihan melebihi orang biasa. Ya, bahwa setiap rasul telah Allah berikan mukjizat yang berbeda-beda sebagai bukti agar kaumnya beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Ingatkah dengan kisah Nabi Ibrahim as yang dilemparkan ke dalam api oleh raja Namrud dikarenakan beliau melawan raja kafir tersebut? Apakah api membakar seluruh tubuhnya? Nyatanya Allah memerintahkan api supaya menjadi dingin sehingga Nabi Ibrahim as selamat. Atau tentang nabi Musa as. yang mampu membelah laut Merah agar terbebas dari kejaran pasukan Firaun hingga Firaun dan pasukannya tenggelam di Laut Merah?
Mukjizat yang tidak kalah hebatnya adalah tatkala nabi Isa as. Menyembuhkan orang buta dan sakit kusta, sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Imran ayat 3 yang berbunyi, “Dan aku sembuhkan orang buta dan sakit kusta, dan aku hidupkan orang mati dengan izin Allah.” Perbuatan nabi Isa as memang ajaib pada zaman itu. Sampai-sampai beliau dianggap anak Tuhan karena hanya Tuhan-lah yang bisa menghidupkan orang mati.
Namun ada mukjizat yang terhebat dan berbeda sampai saat ini dan tidak ada yang bisa menandingi. Mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Rasul terakhir, seorang Khatamul Anbiya bernama Muhammad SAW yaitu sebuah kitab suci Al-Qur’an. Mengapa dikatakan demikian? Karena keajaiban Al-Quran justru semakin lama dipahami semakin mengagumkan, mencengangkan sekaligus menggetarkan, sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan pesat. Oleh sebab itulah umat Islam dituntut dari waktu ke waktu untuk belajar dan terus belajar, mempelajari dan memperhatikan segala apa yang telah diciptakan-Nya. “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” QS.Al-Mujadillah : 11.
Al-Qur’an mengandung ayat-ayat yang merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa ayat telah terbukti melalui penelitian ilmiah dan pengalaman empiris. Terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh seorang guru besar ilmu bedah berkebangsaan Prancis bernama Prof. Dr. Maurice Bucaille. Beliau berhasil menemukan mumi Firaun dan melakukan pembedahan. Hasil yang didapat membuatnya terkejut karena sel-sel saraf Firaun menunjukkan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Dengan ditemukannya bukti ini dan setelah membandingkan dengan apa yang dia baca dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 92, “maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” Begitu pula dalam surat Al-Baqarah ayat 50, “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamakan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”. Dari sinilah beliau meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah. Semua ayat Al-Qur’an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Sejak itulah Prof. Bucaille menjadi seorang Muallaf.
Contoh diatas barulah sebagian kecil dari ayat Al-Qur’an. Masih banyak ayat-ayat yang bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah jika manusia mau memperhatikan dan mempelajarinya. Hal ini tak lain agar manusia dapat mengenal Sang Pencipta yaitu Allah Azza wa Jalla. Selain itu pula Allah berkehendak agar manusia dapat ikut memahami dan mempelajari sebagian dari ilmu-Nya, bagaimana caranya Allah menciptakan alam semesta, bagaimana Allah menghamparkan bumi dan isinya, bagaimana Allah menciptakan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan mengapa pula bisa terjadi berbagai kejadian alam seperti hujan, angin, petir, badai dan sebagainya. Allah SWT sengaja memperlihatkan proses tersebut tahapan demi tahapan selain untuk memperlihatkan kekuasaan-Nya sekaligus mempermudah manusia untuk mempelajarinya dan mau mensyukurinya. Wallahu’alam.
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS.Al-Jatsiyah:13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar