PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Jumat, 05 November 2010

Inzaghi : Selicik Kancil, Segarang Singa


MILAN - "Kami tak takut kepada AC Milan. Yang kami takutkan justru Filipo Inzaghi," demikian pengakuan pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, sebelum timnya menjamu AC Milan pada penyisihan Liga Champions Grup G.
Namun, pada pertandingan 19 Oktober itu, Madrid akhirnya menang 2-0. Inzaghi yang diturunkan di menit ke-78 menggantikan Pato, tak bisa berbuat banyak. Itu mungkin hanya terlalu singkat dia bermain. Faktanya, pernyataan Mourinho akhirnya benar.
Pada pertandingan kedua di kandang Milan, Rabu atau Kamis (4/11/2010), Inzaghi menunjukkan taringnya. Kali ini dia tampil di menit ke-60. Waktu yang cukup dan dia langsung membuat perubahan. Milan yang tertinggal 0-1, akhirnya unggul 2-1 berkat dua golnya. Sayang, Milan kehilangan konsentrasi di menit terakhir hingga akhirnya ditahan 2-2.
Tak ada yang terlalu menarik dalam pertandingan itu kecuali aksi Inzaghi. Meski sudah 37 tahun, dia menunjukkan naluri striker yang mengagumkan. Dia garang seperti singa, tapi juga liat dan cerdik seperti kancil. Sudah terlalu sering Inzaghi membuat gol-gol menentukan. Permainannya memang tak terlalu eksplosif dan atraktif.
Tapi, nalurinya sebagai striker luar biasa. Inzaghi seperti tahu sebelumnya ke mana bola akan mengarah. Sehingga, dia selalu berada dalam posisi yang tepat dan membuat gol mudah, tapi penting dan menentukan. Seperti saat melawan Milan. Tendangan silang Zlatan Ibrahimovic. Tak ada yang mengira bahwa kiper Madrid, Iker Casillas, akan salah anatisipasi. Namun, Inzaghi seperti sudah membacanya.
Bola yang sebenarnya mudah, gagal ditangkap Casillas. Tepisannya melintir dan tiba-tiba disahut Inzaghi dengan sundulannya, gol. Itu kelebihan besar darinya. Selain itu, dia punca kecerdikan sekaligus kelicikan dalam mencuri jebakan offside. Sudah sering dia mencetak gol setelah lolos dari jebakan offside.
Bahkan, terkadang dia benar-benar offside tapi pintar mengelabuhi wasit dan hakim garis. Gol kedua ke gawang Madrid membuktikannya. Sebuah umpan terobosan Gennaro Gattuso langsung dia songsong. Dalam tayangan ulang, jelas dia dalam posisi offside. Namun, wasit Howard Webb membiarkannya. Inzaghi pun dengan leluasa menaklukkan Casillas dan membawa timnya unggul.
Itulah Inzaghi. Dia Singa tua yang masih tajam dan pantas ditakuti pelatih sekelas Mourinho. Dia juga licik dan cerdas dalam mengelabuhi wasit. Sudah sering dia mencetak gol setelah dalam posisi offside, tapi aman-aman saja. Ketajaman Inzaghi juga tak perlu diragukan lagi. Dia orang pertama yang mencetak hat-trick dua kali di Liga Champions . Pertama lawan Dynamo Kyiv pada 1998 dan kedua lawan Hamburg pada 2000.
Dia kemudian memperbaiki rekor mencetak hat-trick untuk ketiga kalinya di Liga Champions saat membela Milan lawan Deportivo La Coruna pada musim 2002-03. Tak hanya itu, Inzaghi merupakan pencetak gol terbanyak di ajang kompetisi antarklub tingkat Eropa.
Dia sudah membukukan 70 gol baik di Piala UEFA maupunn Liga Champions. Umur 37 tahun tampaknya belum membuat dia menurun. Wajar jika dia juga belum memikirkan pensiun. Sebab, mungkin dia masih merasa bisa mengaum bak singa lapar dan berkelit bak kancil yang cerdik. 

'Contohlah Inzaghi'

MILAN - Filippo Inzaghi nyaris jadi pahlawan AC Milan saat dia mencetak dua gol ke gawang Real Madrid. Karena semangat dan antusiasmenya yang tak padam, Super Pippo adalah contoh buat banyak pesepakbola muda. AC Milan dalam posisi tertinggal 0-1 saat Inzaghi dipilih menggatikan Ronaldinho.
Masuknya striker gaek berusia 37 tahun itu di luar dugaan mampu mendongkrak perfoma Rossoneri. Pippo bahkan mencetak dua gol yang sempat membawa tuan rumah balik mengungguli tamunya dengan skor 2-1.
Malang buat Milan, mereka akhirnya harus rela bermain 2-2 karena Pedro Leon menjebol gawang Cristian Abiatti di masa injury time. Kembali ke Inzaghi, dua gol yang dia buat ke gawang Madrid beberapa jam lalu seakan menunjukkan statusnya sebagai striker yang tetap harus diwaspadai.
Meski sudah jadi penghuni setia bangku cadangan Diavolo Rosso, Pippo selalu tampil habis-habisa saat diturunkan. Dwi gol yang dia lesakkan ke gawang Iker Casillas dinihari tadi adalah buktinya, terlepas dari kontroversi offside terkait gol keduanya. Di Seri A musim ini Inzaghi sudah mencetak dua gol, juga saat dipasang sebagai pemain pengganti.
"Saya pikir Pippo adalah contoh jika melihat bagaimana dia masuk dan mempengaruhi permainan. Dia menjadi contoh buat para pemain muda, karena dia butuh semangat dan api dalam darahnya untuk bisa bermain dalam level ini," sanjung Massimilliano Allegri di Football Italia.
Dua gol tersebut mengukuhkan posisi Inzaghi sebagai top skorer Milan di kompetisi Eropa dengan total telah membuat 39 gol. Pippo kini juga tercatat sebagai salah satu top skorer kompetisi Eropa dengan total telah 70 kali menjebol gawang lawan.

Makna Nomor 69 Buat Inzaghi

MILAN - Striker AC Milan, Filippo Inzaghi, memang mengenakan nomor 9 saat membela timnya melawan Real Madrid. Tapi, begitu mencetak gol pertama, dia memberi isyarat tentang nomor 69. Ada apa? Jangan berpikir jorok dulu. Angka yang dianggap simbol sensual itu punya makna tersendiri buat Inzaghi.
Dia sengaja menyiapkan kaus bernomor itu. Sebab, jika mencetak gol, dia sudah membukukan gol ke-69 di Liga Champions. Ternyata, benar. Dia membobol gawang Madrid. Inzaghi pun mengambil kaus bernomor 69 dan mengibarkannya. Publik yang tak tahu statistik sempat kaget dan penasaran. Apa maksud Inzaghi?
Itu artinya dia sudah mencetak gol ke-69 dan memecahkan rekor pencetak gol terbanyak di Liga Champions. Tapi, dia ternyata mencetak gol lagi, memperbaiki rekornya. Untungnya, Inzaghi juga menyiapkannya. Dia pun mengambil kaus bernomor 70 dan mengibarkannya dan menciumnya.
"Kaus bernomor 69 sudah siap. Aku benar-benar bangga di sini dengan usiaku yang sudah tua (37 tahun, Red). Apalagi mendengarkan suara-suara tertentu yang dikatakan tentangku dan membuktikan kualitasku di lapangan,' kata Inzaghi kepada Sky Sport Italia. Entah, jadi atau tidak, Inzaghi ingin mengenakan nomor 69. Ini sebagai awal dari penegasan kembali bahwa dia masih striker yang hebat.
Dua gol ke gawang Madrid menjadi bukti atas semangatnya. "Beberapa komentator melupakan kelebihanku. Aku berharap mereka akan segera sadar. Ini tak mudah, seperti saat aku mencetak gol ke gawang Catania (di Serie-A, Red)," katanya. Dia agak kecewa, karena pelatih Massimiliano Allegri belum percaya kepadanya sepenuhnya.
Padahal, pelatih seklelas Jose Mourinho pun takut kepadanya. Bahkan, ketika Mourinho masih menangani Inter Milan, dia selalu takut kepadanya. "Musim lalu Mourinho menungguku untuk meminta kausku seusai pertandingan derbi Milan.
Dia benar-benar menghormatiku," ujarnya bangga. Inzaghi juga bahagia, betapa reaksi fans Milan sangat antusias kepadanya. Saat dia bersiap-siap menggantikan Alexandre Pato, suporter sudah senang dan meneriakkan namanya. Apalagi setelah dia mencetak dua gol yang menyelamatkan Milan dari kekalahan dan nyaris membawa kemenangan.
"Ketika aku bangun dari bangku cadangan dan mungkin merasa sedikit kurang antusias, para suporter mengingatkanku tentang segala yang pernah kuperbuat untuk klub ini. Teriakan mereka benar-benar membangkitkan semangatku," katanya. Dua gol ke gawang Madrid membuat Inzaghi membukukan 70 gol di kompetisi Eropa.
Dia juga membukukan 145 gol bersama Milan di semua kompetisi, melewati rekor Marco van Basten. "Melewati rekor Van Basten dan tahu betapa besarnya kontribusinya kepada Milan, rasanya sangat menyenangkan.
Aku ingin mendedikasikan malan undah ini, mungkin hal terbaik dalam karierku, kepada keluargaku, sahabat, dan Stefano Borgonovo. Aku melihat Borgonovo beberapa jari lalu dan berjanji akan merayakan rekorku," jelasnya. Tentang hasil seri 2-2 lawan Madrid, Inzaghi mengaku cukup kecewa. Sebab, timnya sudah unggul 2-1 sampai menit ke-90, tapi di saat akhir kehilangan konsentrasi.
"Kami sedikit kecewa di ruang ganti. Kami berpikir sudah menang, tapi mendapat tekanan hebat," tuturnya. Terlepas dari itu, kehebatannya menjadi pesan penting kepada Allegri. "AKu mengatakan kepada pelatih bahwa aku merasa baik.
Sangat rasanya aku tak dimainkan dalam sembilan pertandingan secara berturut-turut. Tak mudah kehilangan antusiasme," tegasnya. Semoga, setelah ini Allegri akan lebih mempercayaimu, Inzaghi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar