PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Jumat, 16 September 2011

Victor Valdes Sanjung Mental Juara AC Milan

Mark Van Bommel: Aksi AC Milan Gagah Berani

Bookmark and Share MILAN - Setelah AC Milan sukses menahan imbang Barcelona 2-2 di Camp Nou, gelandang veteran Rossoneri Mark van Bommel menyebut para pemain tampil tanpa rasa takut.
"Kecepatan Pato sungguh mengagumkan dan anugerah itu telah mengantarkan satu gol," kata Van Bommel. "Kemudian kami menderita di awal babak kedua namun sundulan Thiago menjadikan kami meraih poin penting."
"Para pemain tampil tanpa rasa takut seperti yang diinstruksikan pelatih. Sekarang tugas kami adalah meraih poin sebanyak mungkin hingga bisa meladeni Barcelona di San Siro pada situasi terbaik." Pemain asal Belanda itu kemudian mengomentari kemampuan striker jangkung Zlatan Ibrahimovic. "Sosok Ibra sangat penting bagi kami. Kemampuannya bisa mengubah hasil akhir pertandingan."

Victor Valdes Sanjung Mental Juara AC Milan

Bookmark and Share
BARCELONA - Bukan tanpa alasan AC Milan sanggup menghadirkan tujuh trofi Liga Champions ke dalam catatan prestasi klub. Dengan mental juara yang telah terbentuk sejak lama itu pula, I Rossoneri sanggup mengambil satu angka berharga dari rumah Barcelona, kampiun teranyar ajang terwahid antarklub Eropa itu.
Meski lebih banyak berada dalam tekanan Los Blaugrana di gim yang dihelat pada Rabu (14/9) dinihari WIB itu, klub Italia yang kini diarsiteki Massimiliano Allegri itu sanggup menjaringkan gol di menit pertama dan terakhir.
Torehan Alexandre Pato serta Thiago Silva itu mengapit dua gol Azulgrana yang disarangkan Pedro dan David Villa. Penjaga gawang Barca, Victor Valdes, pun mengakui kapasitas sebagai tim pemenang yang dimiliki Milan. Portero 29 tahun itu menggarisbawahi bahwa meremehkan Il Diavoli adalah hal yang haram dilakukan karena mereka sanggup menghukum hanya dengan sedikit ancaman.
“Hasil ini juga karena kami terlalu optimistis. Secara keseluruhan kami bermain baik, mendominasi possession di sebagian besar laga,” ungkap Valdes dikutip laman UEFA.com. “Milan hanya memiliki sangat sedikit kans. Bahkan, saya mengamati mereka mencetak gol hanya dari dua peluang. Kredit pantas mereka dapatkan karena siap mengambil keuntungan saat kesempatan menghampiri.”
“Faktor kunci yang perlu kami analisa adalah gol-gol yang begitu mudah masuk dan memastikannya tak terjadi lagi. Bagaimanapun, saya pikir gol-gol tersebut insiden yang spesifik dan terisolasi, tak lebih dari itu. “Saat skor sangat ketat, seperti 2-1, hal-hal seperti ini bisa terjadi.
Dan Milan memiliki mentalitas juara itu. Anda jangan pernah sekali pun mencoret mereka. Di mana pun mereka bertanding, dalam situasi apa pun, mereka berusaha meraih kemenangan.” “Mereka adalah salah satu tim terbesar Eropa dan mereka mendapatkan respek maksimal dari kami,” pungkas Valdes.

AC Milan & Liverpool Perebutkan Christian Eriksen

Bookmark and Share
MILAN - Eriksen sejak musim lalu sudah disebut-sebut sebagai salah satu gelandang muda terbaik Eropa. Pemain berusia 19 tahun ini sempat menjadi incaran beberapa klub top Eropa pada musim panas ini.
Pelatih Liverpool Kenny Dalglish tertarik untuk mendatangkan Eriksen tapi pihak klub gagal mencapai kesepakatan dengan Ajax yang belum bersedia melepas pemain asal Denmark tersebut.
Liverpool kemungkinan akan kembali melayangkan penawaran pada Januari nanti atau pada akhir musim ini. Namun menurut laporan dari talkSPORT, The Reds harus siap bersaing dengan Milan yang juga berminat mendapatkan Eriksen.
Walaupun Ajax berusaha keras mempertahankan Eriksen, tapi kalau Liverpool, Milan atau klub lainnya memberikan penawaran yang menarik, mereka diyakini akan bersedia melepaskannya.

Barca Bukan Tim Terbaik

Bookmark and Share
MANCHESTER – Pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson tidak sependapat dengan opini publik yang mengatakan Barcelona merupakan klub terhebat untuk saat ini. Menurutnya, pencapaian yang diukir Barcelona pernah dirasakan raksasa Italia, AC Milan di dekade 1980-an.
Maklum, keberhasilan fenomenal Barcelona dalam beberapa musim belakangan ini memang menyedot perhatian banyak pihak. Lewat permainan khas bernama tiki-taka yang mereka peragakan, membuat mereka bertransformasi menjadi klub sukses dan paling disegani saat ini.
Namun secara terbuka, Ferguson tidak sejalan dengan pemikiran tersebut. Baginya, Milan juga sempat memiliki generasi emas dengan trio Belanda I Rosonerri yaitu: Marco Van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard serta deretan pemain besar lainnya, seperti Franco Baresi, Carlo Ancelotti dan Roberto Donadoni. “Ini tentu berada di antara tim-tim terbaik sepanjang masa.
Begitu juga dengan pemain Milan dengan Baresi, Ancelotti, Donadoni, dan pemain Belanda yang mereka punya,” kata Fergie dikutip Skysports, Kamis (8/9/2011). “Ada memori pendek dalam sepakbola. Sekarang semua orang mengatakan Barcelona adalah tim fantastis. Namun pada saat bersamaan mereka mengatakan hal yang sama tentang Milan,” sambung pelatih berkebangsaan Skotlandia tersebut.
Ferguson pun menarik kesimpulan, sejatinya semua kalangan tidak perlu lagi memperdebatkan klub mana yang terbaik di dunia sepanjang sejarah. “Saya tidak berpikir, apa gunanya bertanya tim mana yang terbaik sepanjang masa.
Terpenting adalah, selalu mengingat selalu ada tim tertentu yang sangat istimewa,” bilang Ferguson. “Itu membuat saya berpikir tentang pasukan Belanda di tahun 1970-an, Bayern Munich dan Celtic yang mengalahkan Inter Milan di Piala Eropa 1967 dengan skuad di mana pemainnya dilahirkan dalam radius 25 km,” tutup juru taktik kawakan tersebut.

Kevin-Prince Boateng Ingin Raih Segalanya Bersama Milan

Bookmark and Share
prince boateng
MILAN - Gelandang asal Ghana, Kevin-Prince Boateng, berambisi memborong gelar juara di seluruh ajang yang diikuti bersama AC Milan musim ini.
Pemain 24 tahun itu turut berandil besar dalam kesuksesan I Rossoneri menyabet scudetto Serie A 2010/11 serta trofi Supercoppa Italiana 2011 dengan mengalahkan Inter, tapi itu dirasa belum cukup. Boateng membidik silverware yang lebih banyak lagi untuk Milan di kampanye anyar.
“Saya ingin memenangkan segalanya dan kami akan fokus di semua kompetisi,” tutur eks pemain Portsmouth itu kepada Sky Sport Italia. “Saya tak sabar mulai bermain lagi setelah melalui pramusim yang panjang.” “Kami semua ingin segera bermain, tapi ada banyak tim-tim yang menarik musim ini seperti Napoli, Lazio, dan Juventus,” tambahnya.
“Mereka semua telah memperkuat diri dan saya tak sabar menghadapi mereka,” pungkasnya. Setelah sempat tertunda, kick-off musim baru Serie A bakal dibuka Milan dengan menjamu Lazio, Jumat (9/9) malam. Laskar Massimiliano Allegri kemudian dijadwalkan bertandang ke markas Barcelona di matchday 1 fase grup Liga Champions pada tengah pekan.

Sir Alex Ferguson: Arrigo Sacchi, Bapak Revolusi Sepakbola Italia

Bookmark and Share
MANCHESTER - Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson menyebut mantan pelatih AC Milan dan timnas Italia, Arrigo Sacchi, telah melakukan sebuah revolusi penting dalam sejarah sepakbola Italia.
Menurut Fergie, Sacchi telah melakukan sebuah revolusi yang membuat sepakbola Italia menjadi lebih baik. "Sacchi telah mengubah gaya sepakbola Italia. Ia mengubah Catenaccio melalui permainan dengan tekanan tinggi.
Maldini diminta maju ke depan melalui sayap," ujar Fergie dikutip Tribalfootball. "Itu merupakan perubahan mentalitas. Dan, itu juga sama dengan klub-klub yang ditangani Fabio Capello." "Mentalitas Italia adalah menyerang dengan hati-hati.
Tiba-tiba, tidak ada Catenaccio, tapi dengan empat bek, mereka bisa menyerang tanpa menunggu melakukan serangan balik." "Itu merupakan perubahan yang luar biasa."

Aquilani Tak Mau Dibandingkan dengan Pirlo

Bookmark and Share
MILAN - Alberto Aquilani direkrut oleh AC Milan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Andrea Pirlo. Meski demikian, Aquilani tak mau dirinya dibanding-bandingkan dengan Pirlo.
Aquilani dan Pirlo "bertukar" klub pada musim panas ini. Aquilani yang musim lalu memperkuat Juventus menyeberang ke Milan via Liverpool, sementara Pirlo yang bertahun-tahun berbaju Milan pindah ke Juve.
Di Milan, Aquilani akan mengemban tugas seperti Pirlo sebagai penyuplai bola dari lini tengah. Meski peran yang sama atau mirip, Aquilani tetap menolak dibanding-bandingkan dengan Pirlo. "Akan salah kalau membandingkan Pirlo dan saya. Kami berdua adalah pemain yang benar-benar berbeda," sahut Aquilani yang dikutip Football Italia.
"Pirlo hebat dan merupakan sebuah kehormatan buat saya disamakan dengan seseorang seperti dia," ujarnya. "Saya bermain pada posisi yang lebih dalam di Juventus musim lalu. Tapi, saya juga bisa bermain di kiri dalam formasi berlian atau empat gelandang," kata pemain 27 tahun ini.