PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Jumat, 14 Mei 2010

JANGAN TERGESA - GESA

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (adzab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera." (QS. al-Anbiya': 37)

Sahabat, ada sifat dasar kita yang harus selalu kita waspadai yaitu tergesa-gesa, maunya ingin cepat sukses, ingin cepat kaya, ingin cepat sembuh, ingin cepat cantik dan tampan, ingin cepat nikah, ingin cepat punya mobil dan rumah, ingin cepat punya gaji tetap dan passive income. Pokoknya semua harus serba GPL lah ( Gak Pake Lama ).

Tidakkah kita sadari bahwa Allah saja menciptakan Manusia, Alam semesta dan kehidupan ini melalui proses yang sangat panjang, padahal Dia sangat kuasa untuk menjadikan semuanya itu dengan instan, cukup dengan satu kata perintah ” KUN FAYAKUN ”= Jadi maka jadilah, tetapi mengapa itu tidak Dia lakukan ?, itulah cara Allah SWT memberi pelajaran kepada kita tentang arti sebuah PROSES.

Suatu hari, seorang pemuda hendak menimba ilmu bela diri kepada seorang guru kungfu. Sang Guru pun menerimanya sebagai murid dengan beberapa syarat.”Setiap pagi engkau harus menimba air dari sungai lalu mengangkatnya ke rumahku yang letaknya di atas bukit.” Sang Pemuda menyetujuinya. Demikianlah, ia melakukan tugas tersebut setiap hari. Ia mengambil air dari sungai dan membawanya dengan dua buah ember. Karena bak air di rumah sang Guru begitu besar, si pemuda harus bolak-balik, naik dan turun bukit, sampai beberapa kali.

Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Si pemuda mulai gelisah.”Mengapa Guru belum juga mengajariku ilmu bela diri. Jangankan jurus-jurus jitu, dasar-dasarnya saja belum pernah dia ajarkan. Masa kerjaku hanya mengangkat air. Sungguh pekerjaan yang tidak berguna.” Kemudian ia memutuskan untuk mendatangi gurunya “Guru, aku sudah mulai lelah dengan tugas yang kau berikan. Setiap hari aku harus bangun pagi-pagi menimba air dan barus beristirahat ketika senja mulai tiba. Kapan Guru akan mengajariku ilmu pamungkas? Kalau begini terus, lebih baik aku berhenti saja!” katanya sedikit marah.

Sang guru diam sejenak lalu mengajaknya pergi ke kebun belakang. “kamu lihat tanaman bambu dan pakis itu?” katanya sambil menunjuk tanaman yang ada di depannya. Si pemuda mengangguk. “tanaman bambu dan pakis itu aku tanam dalam waktu yang bersamaan. Ketika pertama kali menanamnya, aku merawat benih-benih itu dengan saksama. Kemudian, pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat, warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Tidak ada yang terjadi pada benih bambu, tetapi aku tidak berhenti merawatnya. Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak terjadi apa-apa pada benih bambu. Aku tetap tidak menyerah. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu, tetapi aku terus saja merawatnya, begitu juga dengan tahun keempat. Lalu pada tahun kelima sebuah tunas kecil muncul dari dalam tanah. Dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan tampak tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh pesat dan tingginya mencapai lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuatnya kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan.”

Sang Khalik tidak akan memberikan kita tantangan yang tidak bisa kita hadapi. Dari semua pergumulan hidup, entah masalah di tempat kerja, rumah tangga, pertemanan yag tak kunjung berakhir, sebenarnya kita sedang menumbuhkan akar-akar kita. Mungkin hari-hari yang kita jalani tampak tidak bermakna tanpa perubahan. Namun, sebenarnya melalui pengalaman dan perjalanan hidup yang kita lalui, kita sedang melatih diri membangun karakter dan fondasi hidup yang kokoh.

Mungkin saat ini kita belum melihat apa-apa. Tidak ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Tetapi alam semesta ini tidak pernah menyerah pada kita, sama halnya seperti guru kungfu dalam cerita di atas. Dia terus menunggu, “merawat” , “memupuk”, bahkan beberapa tahun ke depan, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang unggul bahkan pertumbuhan kita akan melebihi orang-orang biasa lainnya. Your time is come! Yakinilah Saatnya akan tiba Itu semua bergantung pada pribadi kita. Karena itu, jangan pernah menyerah dan putus asa dengan segala keadaan kita.

Jika kita gagal tujuh kali, bangkitlah untuk yang kedelapan kali agar kita pun menikmati jerih lelah kita selama ini. KITA SEMUA PASTI BISA SELAMA KITA SENANTIASA BERSAMA ALLAH YANG MAHA BISA.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakan. ( QS 2:286 )
http://www.rumah-yatim-indonesia.org

Rabu, 12 Mei 2010

BANGKITKAN KEMANDIRIAN

"Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari , maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. " (HR. Ahmad)

Sahabat seringkali kita memandang sebelah mata sebuah pekerjaan yang membutuhkan peras keringat, lelah fisik dengan resiko yang tinggi. Pedagang-pedagang keliling, Kaki Lima, Tukang Sapu, Nelayan, Petani, Penggembala, Asongan. Apalagi kalau status kita adalah seorang sarjana atau anak orang ternama atau mantan pejabat tinggi, pensiunan pegawai negeri, mungkinkah kita sanggup melakoninya ?

Kenapa tidak ? padahal Allah dan Rasulnya memberi penghargaan yang sangat tinggi untuk mereka yang siap memeras keringat, banting tulang, berkutat dalam lelah dan dahaga untuk mencari nafkah bagi keluarga dan Agamanya.

Suatu hari menjelang Hari Raya Qurban saya kedatangan salah seorang santri saya. Dengan santunnya dia menjabat tangan saya dan berkata “ Ustad Saya jualan kambing, mohon do’anya agar cepat laku dan habis “, jawab saya “ Insya Allah, tapi beritahukan dulu semua panitia Qurban disekitarmu jangan sampai ada yang gak tau kamu jualan kambing Qurban, segera tunaikan panggilan Allah jangan ditunda2 dan Bangunlah Malam Hari untuk Sholat Tahajjud lalu berdo’alah : Ya Allah Engaku Yang Maha Kaya, hanya Engkaulah yang pasti mampu membeli seluruh kambing yang saya jual, hanya Engkau harapanku satu-satunya “. Pada hari H – 2, dia datang lagi kepada saya melaporkan “ Alhamdulillah Ustadz, kambing saya tinggal dua ekor yang kecil “. Saat ini santri saya tersebut rutin berjualan kambing tiap Idul Qurban dan Buka Bengkel Servis Spring Bed, dikaruniai seorang anak mampu beli rumah dan mobil pick up

Sahabat sering kali kita dalam berdagang selalu mengedepankan Penampilan, letak yang strategis, kecanggihan sistem dan manajemen tetapi sering melupakan FAKTOR PENENTU yaitu ALLAH SWT, sejauhmana ketergantungan kita kepada kemahaanNYA ? sejauhmana sistem dan aturanNYA kita implementasikan ?

Ada dua orang dengan panggilan yang sama, yaitu Abah Komar. Yang satu tinggal di sekitar Cikampek berusaha 81 tahun. Dan yang satu lagi adalah tetangga saya di Cimahi dengan usia yang sepertinya tidak jauh dari 80-an. Keduanya sudah tua, namun keduanya memberikan inspirasi bagi saya.

Abah Komar yang di Cikampek, dengan usia setua itu masih berkeliling setiap hari dengan jalan kaki untuk menjajakan jasanya. Rata-rata setiap hari menempuh jarak sampai 20 km. Bukan jarak yang dekat bagi saya, apalagi bagi seorang kakek seusia 81 tahun ini. Jarak yang luar biasa jauh, yang menguras tenaga.

Mengapa Abah Komar melakukan ini? Satu alasan terucap dari mulutnya, yaitu tidak mau merepotkan anak dan cucu. Luar biasa, sebuah keinginan untuk tetap mandiri meski usia sudah senja. Padahal, sudah cukup alasan untuk menggantungkan hidup kepada anak dan cucu.

Sungguh malu, jika ada orang yang masih muda dan kuat tetapi tidak berusaha untuk mandiri. Masih menggantungkan hidup kepada orang lain, mudah menyerah, mengeluh, dan begitu mudah mengatakan sulit. Abah Komar, menempuh jarak 20 km per hari dengan penghasilan Rp 30.000 per hari, demi sebuah kemandirian.

Sementara Abah Komar tetangga saya juga luar biasa. Yang pertama si Abah (begitu saya memanggilnya) hampir tidak pernah absen untuk shalat shubuh di Masjid, bahkan beliaulah yang mengumandangkan adzan subuh dan menjadi iman untuk segelintir makmum yang jarang sekali anak mudanya.

Untuk hal mencari nafkah pun tidak kalah hebatnya. Dengan tubuh yang mungil dan sudah termakan usia, namun tidak kalah gesit dengan anak mudah saat bekerja sebagai kuli bangunan. Mendorong beban yang berat, memasang batu bata, dan berbagai pekerjaan yang menguras tanaga lainnya.

Terima kasih abah Komar (keduanya) yang telah memberikan inspirasi kepada saya agar tidak mudah menyerah. Yang telah memberi semangat menjadi pribadi yang mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Memberi contoh untuk memberikan kontribusi kepada orang lain. Semoga saya bisa meneladaninya.

Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang itu makan makanan lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri. Karena sesungguhnya nabi Daud as senantiasa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.” ( H.R Bukhari )

Dalam kesempatan lain Nabi bertemu dengan seorang sahabat, Sa'ad al-Anshari yang memperlihatkan tangannya yang melepuhkarena kerja keras. Nabi bertanya, "mengapa tanganmu hitam, kasar dan melepuh?" Sa'ad menjawab, "tangan ini kupergunakan untuk mencari nafkah bagi keluargaku." Nabi yang mulia berkata, "ini tangan yang dicintai Allah," seraya mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh itu. Bayangkanlah, Nabi yang tangannya selalu berebut untuk dicium oleh para sahabat, kini
mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh.

Minggu, 09 Mei 2010

DERMAWAN YANG MISTERIUS

Penduduk Madinah gempar, pasalnya mereka mendapat kabar bahwa di rumah-rumah orang miskin selalu terkirim sekarung gandum yang digeletakan didepan pintu. Itu terjadi selama bertahun-tahun. Karung gandum itu datang lagi ketika persediaan gandum mereka sudah menipis.Seseorang telah mengirimkan gandum itu ketika mereka terlelap tidur.

Nampaknya lai-laki dermawan ini sangat hati-hati agar tidak dikenali masyarakat , Karena orang-orang selalu gagal memergoki Sang pengirim misterius ini. Padahal nereka hanya ingin mengucapkan terima kasih dan mengatakan betapa sangat berartinya sekarung gandum itu untuk keluarga mereka.

Walau berita ini menggemparkan, tapi sampai bertahun-tahun tidak ada seorangpun yang mengaku sebagai pengirim gandum tersebut. Memahami sang pengirim tidak mau diketahui identitasnya, maka penduduk miskin itu hanya mengirimkan doa ketika mendapati gandum tergeletak didepan pintu , agar Allah SWT memuliakan sang dermawan di dunia dan di akhirat.

Suatu malam , setelah menyelesaikan sholat malam ,Zainal Abidin berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Dia memastikan malam itu sepi dan tidak ada seorangpun di jalanan. Kakinya menahan beban berat yang dia pikul.

Tiba-tiba seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya! “Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak…,” orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Zainal Abidin.

Beberapa saat Zaenal Abidin terperangah. “Ayo cepat! Mana uangnya?!” gertak orang itu sambil mengacungkan pisau. Zaenal Abidin dengan sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok sehingga membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Zaenal Abidin segera menarik topeng yang menutupi wajahnya.

“Siapa kau?!” tanya Zaenal Abidin sambil memperhatikan wajah orang itu.
“Ampun, Tuan….jangan siksa saya…saya hanya orang miskin…,”katanya ketakutan. “Kenapa kau merampokku?” Tanya Zaenal Abidin kemudian.
“Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan,” sahutnya dengan wajah pucat.

“Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu....” kata Ali Zaenal abidin.

Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Zaenal Abidin dengan takjub. “Sekarang pulanglah!” kata Zaenal Abidin. Orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis. “Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertaubat kepada Allah…saya berjanji tidak akan mengulanginya,” kata orang itu penuh sesal.

Zaenal Abidin mengangguk–anggukkan kepalanya. “Hai, orang yang bertaubat! Sungguh, Allah Maha pengampun.”

“Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini…,” kata Zaenal Abidin sebelum orang itu pergi. Pencuri itu pun berjanji. Pencuri Heran mengapa Zaenal Abidin melarang menceritakan pertemuannya malam itu...

Suatu ketika saat wafatnya Imam Ali Zainal Abidin, orang yang memandikan jenazahnya heran melihat bekas-bekas hitam di punggung jenazah Imam Ali Zaenal Abidin.

Lalu mereka pun bertanya,“Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini? Ini seperti bekas benda yang dipikul setiap hari ? Dari mana beliau mendapat bekas ini? " Orang-orang keheranan. mengingat Imam Ali Zaenal abidin adalah Ulama besar, tetapi memiliki punggung menghitam seperti pengangkut barang ( kuli ) pasar.

“Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Imam Ali Zaenal Abidin ke seratus rumah di Madinah pada malam hari ” kata mantan pencuri yang telah bertaubat itu dengan rasa haru. Ia membocorkan rahasia yang tak terpecahkan selama bertahun-tahun

Menangislah orang-orang miskin yang selama ini selalu mendapat bantuan dari Ali Zaenal Abidin. Mereka baru tahu darimana datangnya Gandum yang menghidup keluarga mereka selama ini. Selama bertahun-tahun mereka tidak berhasil memergoki Sang Dermawan Mulia untuk mengucapkan terima kasih. Mereka baru mengetahui Lelaki mulia itu adalah : Ali Bin Husein Bin Ali bin Abi Thalib . Cucu Sahabat Ali bin Abi Thalib RA , sekaligus Cicit dari Rosululloh SAW.

---------------------------------------------------------------------------------------------------
Berkata Ibnu ‘Aisyah: Ayahku berkata kepadaku: ”Saya mendengar penduduk Madinah berkata: ”Kami tidak pernah kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga meninggalnya Ali bin Husain” ( Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9.)
---------------------------------------------------------------------------------------------------

"Zaenal Abidin" adalah gelar yang diberikan ummat islam kepada beliau. "Zaenal Abidin" artinya : Orang yang Indah Ibadahnya.Beliau juga punya gelar "As-sajad" artinya Orang yang lama sujudnya.Meninggal pada tahun 95 H/713 M dalam usia 57 tahun. Dimakamkan di pemakaman Baqi, Madinah.

Sumber : Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu/9

Dari Ibnu Mas'ud. Rasululloh SAW bersabda :”Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi memadamkan kemarahan Allah” (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908)

”Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Imam yang adil, dan seorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya” [ HR Al-Bukhori (1423) dan Muslim (2377)

ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH , http://www.rumah-yatim-indonesia.org