PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Minggu, 11 April 2010

Jurang Degradasi Menunggu inter Akibat CALCIOPOLI

REKAMAN TELEPON MORATTI
MILAN, KOMPAS.com — Pengacara mantan Direktur Juventus Luciano Moggi, Maurilio Prioreschi, mengajukan rekaman percakapan telepon Presiden Inter Milan Massimo Moratti kepada pengadilan sebagai bukti keterlibatan Inter dalam pengaturan skor (calciopoli) Serie-A 2005-2006. Menurut media Italia, Moratti siap bersaksi.

"Rekaman telepon ditemukan oleh polisi dan penyidik baru-baru ini di antara 171.000 (bukti lain). Namun, (rekaman itu) tak pernah dipertimbangkan masuk sebagai barang bukti (di pengadilan tahun 2006 silam)," kata Prioreschi.

"Mereka tak pernah digunakan sebagai bukti dalam persidangan calciopoli dan beberapa orang mengatakan bahwa (rekaman itu) hanyalah kesalahan informasi yang tak berarti," lanjutnya.

Kasus calciopoli tahun 2006 silam berdampak sangat buruk kepada Juventus. Selain terdegradasi ke Serie-B, gelar scudetto yang mereka raih musim itu juga dicabut dan diberikan kepada Inter.

Moggi sendiri kemudian dipecat dari Juventus dan pengadilan menjatuhkan sanksi larangan terlibat dalam sepak bola Italia.

Namun, sejak beberapa waktu lalu, Moggi mengatakan bahwa ia tak bersalah dan calciopoli hanyalah akal-akalan sejumlah pihak yang iri kepada kesuksesan Juventus. Mengacu keterangan Prioreschi, Inter adalah salah satu klub yang terindikasi terlibat dalam konspirasi itu.

Moratti sendiri menilai wajar tindakan Moggi dan tak berniat ikut campur. Namun, dengan bukti baru ini, Moratti sepertinya akan terpaksa turun tangan meluruskan masalah. (FBI)
Calciopoli atau skandal pengaturan skor yang terjadi di Liga Serie-A pada 2006, tampaknya bakal kembali memanas. Sinyalamen baru keterlibatan Inter Milan dan AC Milan semakin diungkit-ungkit, bahkan kini transkrip telepon klub itu kepada wasit dipublikasikan.

Dalam calciopoli 2006, direktur Juventus, Lucciano Moggi, menjadi tokoh sentral. Dia mengaku tak sendirian menelepon wasit untuk mengatur pertandingan. Menurutnya, AC Milan dan Inter Milan juga melakukan hal yang sama. Namun, dia akhirnya yang terkena sanksi paling berat dan tak boleh terlibat dalam sepak bola. Bahkan, Juventus akhirnya terdegradasi ke Serie-B.

Dalam transkrip telepon yang dipublikasikan beberapa media massa itu, terlihat Presiden Inter Milan, Massimo Moratti, mengontak wasit. Demikian juga dengan Giachinto Facchetti, mantan direktur Inter yang kini sudah almarhum. Wakil Presiden AC Milan, Adriano Galliani, dan pelatih Udinese waktu itu, Luciano Spaletti, juga menghubungi wasit. Keempatnya menghubungi pengatur wasit, Paolo Bergamo. Juga ada kontak dengan pengatur wasit lainnya, Pierluigi Pairetto.

Dalam kontak telepon tertanggal 11 Februari 2005, Pairetto berbicara dengan Facchetti soal pertandingan Coppa Italia. Menurut Sportmediaset.it, berikut transkrip itu.

Pairetto: "Bicara dengan Anda, pasti ingat 'kan. Anda tahu ini hal yang sangat pribadi. Tak ada yang tahu tentang masalah ini."

Facchetti: "Ya, ya, saya setuju."

Pairetto: "Ini hanya antara kita!"

Dalam transkrip telepon lainnya tertanggal 10 Januari 2005, Bergamo berbicara dengan Moratti. Ia menjelaskan kepada Moratti telah mengirim wasit yang bagus untuk pertandingan Inter Milan lawan Bologna di Coppa Italia. Inter akhirnya menang 3-1. Transkrip ini dipublikasikan Il Secolo XIX.

Bergamo: "Agar tak ada hasil seri, semua akan diatur. Saya akan mengirim Gabriele (sebagai wasit, Red). Dia akan dibantu dua asisten yang sangat bagus..."

Pembicaraan berlanjut dan Bergamo menjelaskan keputusannya mengirim Gabriele.

Bergamo: "Saya sudah bicara dengan Facchetti, untuk mengonfirmasikan iklim keramahan ini. Ini sesuatu yang hanya diketaui Anda dan saya. Gabriele dan Palanca bisa diandalkan. Maka, saya memutuskan mengirim mereka memimpin Coppa Italia. Salah satunya dari mereka akan memimpin pertandingan Inter dan pertandingan Milan."

Moratti: "Ok..."

Bergamo: "Kami ingin mengirim gambar yang baik."

Moratti: "ya, ya..."

Bergamo: "Facchetti mengatakan sudah setuju..."

Moratti: "OK, hari Rabu nanti saya akan menemuinya sebelum pertandingan."

Bergamo: "Dia akan bahagia dengan ini semua."

Moratti: "Saya akan menemuinya untuk menyapa."

Bergamo: "Dia akan bahagia jika Anda sapa."

Moratti: "Terima kasih. Ssaya akan berada di sana (stadion) pada Rabu. Jika dibutuhkan, saya akan menemuinya (Facchetti) sebelum pertandingan."

Dalam transkrip telepon yang dipublikasikan Il Corriere dello Sport, Bergamo mendiskusikan hasil imbang 1-1 antara Inter Milan lawan Chievo Verona dengan Facchetti. Mereka juga membicarakan gol Christian Vieri (pemain Inter waktu itu) yang dianulir oleh hakim garis Ricci. Bergamo berjanji hal seperti itu tak akan terjadi lagi di pertandingan berikutnya, karena dia akan mengirim wasit pilihannya.

Bergamo: "Hai Giancinto (Facchetti)."

Facchetti: "Hai Paolo, saya ingin menyapa Anda, kemudian melihat apa yang terjadi pada pertandingan Minggu lalu. Saya tak tahu Moratti datang dengan cerita wasit seperti ini."

Bergamo: "Tiidak, jangan cemas, sang presiden (Moratti) hanya ingin bicara saat dia merasa perlu."

Facchetti: "Ya, tapi ini gara-gara Ricci yang membuat kesalahan. Paparesta (wasit) kemudian membuat keputusan ini (menganulir gol Vieri)."

Bergamo: "Tapi, ketika sang presiden juga menyatakan keputusan itu tepat. Jangan memberi alibi kepada para pemain."

Facchetti: "Ya, benar, faktanya begitu."

Bergamo: "Mengerti? Apa yang bisa dilakukan Paparesta? Ricci membuat kesalahaan, Paparesta memimpin pertandingan dengan baik. Dia menyiapkan pertandingan dengan baik, tapi sayangnya..."

Facchetti: "Tak ada, kita punya Palanca malam ini."

Bergamo: "Anda akan lihat dia memiliki pertandingan yang bagus. Tunggu dan lihat, ini akan menjadi pertandingan yang bagus."

GALIANNI BEBAS "CALCIOPOLI" .
MILAN, KOMPAS.com — Wakil Presiden AC Milan Adriano Galliani mengaku sangat menderita ketika meletuskan kasus pengaturan skor (calciopoli) di pentas Serie-A pada 2006 silam. Namun, ia juga menyatakan diri bebas dari skandal besar itu.

Pernyataan itu disampaikan berkaitan dengan vonis tiga tahu penjara yang dijatuhkan Pengadilan Naples kepada mantan Direktur Juventus, Antonio Giraudo, atas keterlibatannya dalam calciopoli, baru-baru ini. Selain itu, sejumlah wasit yang terlibat juga mendapat sanksi.

"Saya sangat menderita, bahkan secara fisik. Selama musim panas 2006, saya berjanji kepada diri sendiri tidak akan pernah bicara soal calciopoli," ungkapnya.

"Saya tidak ingin mengingat-ingat apa yang terjadi kepada Milan selama tahun-tahun itu. Saya adalah satu-satunya direktur yang tidak dibawa-bawa (dalam pengadilan) di Napoli," lanjutnya.

Sejumlah klub terlibat dalam calciopoli 2006, termasuk Milan. Namun, hanya Juventus yang mendapat sanksi paling berat, yaitu terdegradasi ke Serie-A. Sementara itu, Milan dan klub lainnya hanya mendapat sanksi pengurangan poin. (TMW)

CALCIOPOLI SEKARANG LEBIH PARAH
ROMA, KAMIS — Mantan Direktur Umum Juventus, Luciano Moggi, menuduh bahwa skandal pengaturan pertandingan (calciopoli) masih terjadi di Liga Serie-A. Para wasit masih cenderung membantu klub besar, tapi tak pernah diselidiki. Menurutnya, calciopoli saat ini lebih parah dari sebelumnya.

Moggi merupakan tokoh sentral skandal pengaturan pertandingan yang dibongkar pada 2006. Akibat calciopoli, Juventus terdegradasi ke Liga Serie-B. Moggi juga sedang menjadi salah satu tersangka dalam skandal transfer yang melibatkan agen GEA yang dikelola anaknya, Alessandro Moggi. Dia terancam hukuman 18 bulan.

Moggi memang sering mengeluarkan pernyataan kontroversial akhir-akhir ini. Dalam wawancara dnegan televisi RAI dia mengatakan, "Sejak 2006, ketika semua skandal disidang, ternyata malah lebih banyak kesalahan wasit yang terjadi dari pada era 2000 sampai 2006," tuduhnya.

"Jika sebelumnya sudah ada alur cerita yang dirancang, maka saat ini pasti ada alur cerita baru," tambahnya.

"Banyak wasit yang merasa terintimidasi oleh klub-klub besar. Saya tak membantah, ini terjadi juga pada Juventus. Tapi, itu tak terlihat nyata dibanding Inter Milan yang mendapat bantuan kentara, saat mereka mencetak gol ke gawang Siena. Padahal, jelas ada lima orang yang berada di posisi offside," tuduh Moggi lagi.

Yang dia maksud pertandingan Inter lawan Siena sebelum Natal. Saat itu, kedudukan imbang 1-1. Tapi, Douglas Maicon kemudian mencetak gol kemenangan.

"Semua cerita tentang calciopoli adalah lelucon. Sekarang, saya menyesal mengundurkan diri. Juventus tetap berhak atas dua gelar Liga Serie-A yang dicopot dan diberikan kepada Inter Milan. Harusnya, gelar itu diberikan kembali kepada Juventus," tegas Moggi.

Dia kembali melancarkan tuduhan, "Apa yang terjadi dengan dan Inter Milan (berkenaan dengan wasit) lebih parah dari apa yang terjadi sebelumnya. Musim lalu, Roma gagal juara karena 'sengaja' tak dibolehkan juara," ujarnya. (CH4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar