PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Sabtu, 21 Juli 2012

SOERABAJA 1945

Perang Surabaya, Mobilisasi dan Kerugian Terbesar Inggris

Pertempuran Surabaya tahun 1945 diakui oleh Inggris sebagai salah satu pertempuran terdahsyat yang dialaminya. Apa sebab? Ada dua hal yang menjadikan pertempuran Surabaya sebagai perang terdahsyat , pertama tewasnya dua Jendral Inggris di dalam pertempuran ini, dan tercatat pula peristiwa Surabaya sebagai salah satu mobilisasi militer Inggris terbesar setelah Perang Dunia ke II.

Tewasnya Brigadir Jendral AWS Mallaby sudah tentu menjadi salah satu fakta sejarah yang sering kita dengar sebagai penyebab pertempuran 10 November 1945. Namun sampai saat ini tidak ada yang berani memastikan siapa dan bagaimana komandan Brigade ke 49 ini tewas.
Sekutu menyebut tewasnya Mallaby akibat serangan pemuda Surabaya yang tidak mau menghentikan serangan saat perundingan damai dengan 20 pasukan Gurkha yang bertahan di gedung Internatio.

Masih meragukan pihak mana yang memulai tembakan terlebih dahulu, namun menurut sejumlah pelaku sejarah di pihak Inggris , justru Jendral Mallaby yang memerintahkan untuk melakukan tembakan terlebih dahulu yang disusul dengan tembakan balasan dan menyebabkan situasi menjadi kacau.
Setelah setengah jam kontak senjata , baru kemudian diketahui mobil tempat Mallaby bertahan sudah hangus oleh ledakan granat. Siapa yang melempar granat inipun juga tidak diketahui identitasnya.

Namun parlemen Inggris sepakat bahwa jenderal yang menang perang di hutan-hutan Burma melawan Jepang itu tewas sebagai pahlawan perang dan bukan dibunuh secara licik baik oleh pihak Indonesia maupun mungkin pihak Inggris sendiri.
Selain Brigjend Mallaby yang tewas di Jembatan Merah, ternyata Inggris juga kehlangan salah satu jendralnya di pertempuran Surabaya. Saat pemboman pertama tanggal 10 November 1945, dua pesawat terbang Inggris berhasil ditembak jatuh oleh pejuang Indonesia.

Tercatat selain pilot pesawat, Osborne, korban yang tewas sehari kemudian akibat luka-lukanya adalah Brigadir Jenderal Robert Guy Loder-Symonds, Komandan Brigade Infanteri. Mallaby. Loder-Symonds dimakamkan di Commonwealth War Cemetary.
Sungguh hebat bukan, pertempuran negara dengan pengalaman militer terbaik di PD II dengan negara yang baru lahir justru membawa korban dua orang jenderal. Pertempuran sekutu dengan Jerman dan Jepang sendiri tidak pernah menewaskan seorangpun jenderal sekutu.

Selain menewaskan dua jenderal sekutu pertempuran Surabaya juga tercatat sebagai pertempuran dengan mobilisasi militer terbesar Inggris di dunia setelah PD II.
Dalam beberapa dokument Inggris pada 1 November 1945, Laksamana Muda Sir. W. Patterson, berangkat dari Jakarta dengan HMS Sussex dan mendaratkan 1.500 Marinir di Surabaya.
Selain itu Mayor Jenderal Mansergh, Panglima 5th British-Indian Division, berangkat dari Malaysia memimpin pasukannya dan tiba di Surabaya tanggal 3 November 1945. Masuknya pasukan Divisi 5 yang berjumlah 24.000 tentara secara berangsur-angsur, sangat dirahasiakan. Mansergh juga diperkuat dengan sisa pasukan Brigade 49 dari Divisi 23, kini dibawa pimpinan Kolonel Pugh, yang menggantikan Mallaby.

Artinya untuk pasukan darat , Inggris harus mengerahkan setidaknya 25 ribu pasukan untuk menyelesaikan masalah Surabaya. Bahkan menurut perkiraan Mansergh kota tersebut bisa dikalahkan hanya dalam waktu tiga hari saja.
Sebagai catatan Divisi 5 ini sangat terkenal karena ikut dalam pertempuran di El Alamein, Afrika Utara di mana pasukan Marsekal Rommel, perwira tinggi Jerman yang legendaris dikalahkan.

Sementara dari kekuatan persenjataan tentara Inggris juga didukung oleh skuadron kavaleri yang semula terdiri dari tank kelas Stuart, kemudian diperkuat dengan 21 tank kelas Sherman, sejumlah Brenncarrier dan satuan artileri dengan meriam 15 pon dan Howitzer kaliber 3,7 cm.

Tentara Inggris juga dipekuat dengan squadron pesawat tempur yang terdiri dari 12 Mosquito dan 8 pesawat pemburu P-4 Thunderbolt, yang dapat membawa bom seberat 250 kilo. Jumlah pesawat terbang kemudian ditambah dengan 4 Thunderbolt dan 8 Mosquito.

Sementara di laut Inggris mengerahkan armada Armada di bawah komando Captain R.C.S. Carwood a.l. terdiri dari: Fregat HMS Loch Green dan HMS Loch Glendhu; kapal penjelajah HMS Sussex serta sejumlah kapal pengangkut pasukan dan kapal pendarat (landing boot).

Apakah Inggris dengan mobilisasi militer sebesar itu mampu menguasai Surabaya sesuai rencana? Ternyata juga tidak, pasukan Inggris harus berjibaku selama 20 hari pertempuran sebelum menguasi titik terluar Surabaya , yaitu Wonokromo.
Selain itu Inggris juga harus merelakan ratusan prajuritnya gugur di medan pertempuran. Data dari Inggris menyebut korban di pihak tentara Inggris dari tanggal 10 sampai 22 November 1945 di Jawa tercatat 608 orang yang tewas, hilang atau luka-luka, dengan rincian sebagai berikut:; korban tewas 11 perwira dan 87 prajurit. Sementara yang dinyatakan Mising In Action atau hilang 14 perwira dan 183 prajurit.

Hampir semua adalah korban pertempuran di Surabaya.
Namun diduga, korban di pihak Inggris sebenarnya lebih tinggi, karena menurut Anthony James-Brett, korban di pihak Inggris dalam pertempuran tanggal 28 - 30 Oktober saja sudah mencapai 392 orang, yang tewas, luka-luka atau hilang (18 perwira dan 374 prajurit). Diperkirakan korban di pihak Inggris dalam pertempuran dari tanggal 28 Oktober - 28 November 1945 mencapai 1.500 orang yang tewas, luka-luka dan hilang.
Sungguh pertempuran Surabaya adalah pertempuran terhebat dan patut menjadi bagian sejarah nasionalisme bangsa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar