PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Selasa, 18 Mei 2010

ARRIVEDERCI LEONARDO NASCIMENTO DE ARAUJO

Leonardo Araujo mengucapkan selamat tinggal kepada AC Milan setelah mengamankan peringkat tiga klasemen Serie A berkat kemenangan atas Juventus, Sabtu malam (15/5).

Tidak ada salam perpisahan yang lebih manis bagi pelatih Brasil, yang baru satu musim mengarsiteki Rossoneri. Kendati peluang Scudetto sudah kandas, Milan dkk. tetap berhasil merebut tiket Liga Champions setelah membukukan kemenangan telak pada laga pamungkas Serie A.

Menjamu Juventus di San Siro, Il Diavolo memuaskan para penggemarnya dengan membekuk tim tamu tiga gol tanpa balas. Luca Antonini membuka keunggulan di menit 14, sementara playmaker Brasil Ronaldinho memastikan kemenangan tuan rumah dengan dua gol (28', 67').

Hasil ini menjadi pelipur lara Leonardo yang baru saja mengakhiri kerja sama dengan Rossoneri, menyusul inkonsistensi performa Dinho dkk sepanjang musim. Pelatih 40 tahun pun mengucapkan perpisahan kepada Milanisti yang telah mendukungnya, baik sebagai pelatih maupun pemain.

"Saya harus berterima kasih kepada semua orang atas 13 tahun yang membahagiakan bersama Milan. Saya tidak pernah berpikir untuk menjadi pelatih, dan ini merupakan pengalaman berharga bagi saya," cetus Leo kepada Sky Sport.

"Terlepas dari situasi ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Prinsip saya adalah tetap berbahagia dan tidak terburu-buru melakukan sesuatu," imbuh mantan punggawa Sao Paulo dan Flamengo.

Ditanya seputar performa Milan yang cenderung menurun dalam dua musim terakhir, Leo punya pendapat sendiri. "Saya menghabiskan 13 tahun bersama klub. Tapi, Milan sudah berada di puncak performa selama lebih dari 110 tahun, dan saya yakin itu akan terus berlangsung hingga beberapa tahun ke depan," tutupnya.

Selamat jalan Leonardo.
Jasamu Takan Terlupakan.


Tutup Musim, Milan Gasak Juve 3-0

MILAN - AC Milan menutup musim 2009/2010 dengan hasil manis. Menjamu Juventus di San Siro, Minggu (16/5/2010) dinihari WIB, Rossoneri memetik kemenangan besar dengan skor 3-0. Meski skor akhir menunjukkan kemenangan telak buat tuan rumah, laga sesungguhnya berjalan sengit di menit-menit awal.
Kedua kesebelasan yang sudah tak punya target untuk dikejar tampil lepas dengan permainan terbuka. Namun Milan lebih mampu memanfaatkan peluang yang mereka miliki. Lewat dua gol dari Ronaldinho dan satu lainnya dari Luca Antonini, Diavolo Roso menyudahi laga dengan kemenangan 3-0.
Hasil tersebut juga menjadi kado perpisahan dari Leonardo. Menyusul hubungan yang kurang baik dengan manajemen klub, pria asal Brasil itu sudah memutuskan untuk menyudahi kerjasama dengan Milan usai laga pekan pamungkas Seri A ini.
Tambahan tiga angka membuat Milan duduk diposisi tiga dengan total mengumpulkan 70 poin hasil dari 20 kemenangan, 10 kali bermain imbang delapan kekalahan. Sementara Binconeri juga terpaku di posisi tujuh dengan 55 angka diraup hasil dari 16 kemenangan, tujuh kali imbang dan 14 kekalahan.

Jalannya Pertandingan


Milan lebih banyak menguasai boloa di menit-menit awal laga, namun Justru Juve yang lebih dulu membuat peluang. Lolos dari jebakan offside, Vicenzo Iaquinta gagal membobol gawang Dida dalam posisi satu lawan satu. Sepakannya melebar tipis di tiang jauh. Pertahanan Rossoneri kembali bolong beberapa menit berselang setelah Antonio Candreva berhasil melepaskan tembakan dari posisi tak terkawal, meski arahnya melayang jauh di atas sasaran. Milan membalas tak lama kemudian melalui Alexandre Pato meneruskan crossing Luca Antonini, tak ada gol dari proses tersebut karena bola melambung terlalu lemah hingga bisa diantisipasi Gianluigi Buffon. Lewat sebuah skenario serangan balik Milan akhirnya membuka keunggulan di menit 14. Bertukar umpan dengan Clarence Seedorf di sepertiga lapangan, Antonini menusuk ke kotak penalti Juventus dari tengah lapangan. Sepakannya masuk ke gawang Buffon justru setelah membentur kaki Fabio Cannavaro yang mencoba menghalau. Tim tamu mencoba membalas melalui sepakan melengkung Hasan Salihamidzic dari luar kotak penalti namun masih melebar. Bukannya memperkecil ketinggalan, Juven justru makin tertinggal karena Ronaldinho berhasil mencetak gol kedua buat Milan. Berhasil mengambil kembali bola yang sempat lepas kendali dari kaki Fabio Grosso, Dinho melakukan kerjasama satu-dua dengan Pato di muka kotak penalti. Sebuah tendangan terarah ke tiang dekat gagal diantisipasi Buffon dan mengubah kedudukan menjadi 2-0. Sebelum turun minum Juventus punya dua kesempatan mencetak gol. Setelah sepakan Alessandro Del Piero dari jarak jauh masih bisa ditinju Dida, tandukan Cannavaro dalam posisi bebas masih melenceng dari bidang sasaran. Aksi individu Pato memporak-porandakan pertahanan Juventus membuka serangan Milan di babak kedua. Kesempatan lainnya yang dimiliki Si Bebek adalah tendangan bebasnya yang bisa ditinju Alex Maninger, yang masuk menggantikan untuk menggantikan Gianluigi Buffon. Memasuki menit 67 Milan bisa menambah keunggulannya menjadi 3-0. Ronaldinho kembali menjadi goal scorer-nya saat sepakannya dari dalam kotak penalti meneruskan umpan yang dia terima dari Gianluca Zambrota bersarang di gawang Juventus. Di menit 71 Leonardo menarik keluar Ronaldinho dan menggantikannya dengan Filippo Inzaghi. Saat berjalan meninggalkan lapangan, Dinho mendapat pelukan dan jabat tangan dari banyak pemain Milan di dalam lapangan. Di tambah standing ovation dan pelukan hangat yang dia lakukan bersama Leonardo di pinggir lapangan, muncul dugaan kalau mantan bintang Barcelona itu bakal hengkang di penghujung musim. Tak banyak peluang lain tercipta di penghujung laga. Hingga akhirnya wasit meniup peluit panjang, skor bertahan di angka 3-0.

Susunan Pemain

Milan: Dida (Abbiati 86); Zambrotta, Thiago Silva, Favalli (Nesta 62), Antonini; Gattuso, Pirlo, Seedorf; Pato, Borriello, Ronaldinho (Inzaghi 71)


Kepergian Leonardo Kejutkan Albertini

MILAN - Mantan pemain AC Milan sekaligus Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Italia atau FIGC, Demetrio Albertini, terkejut dengan rencana pelatih Leonardo untuk mundur dari Milan. Di tahun pertamanya sebagai pelatih, Leonardo mendapat beban sangat berat.
Ia harus menangani "I Rossoneri" yang telah ditinggalkan kapten Paolo Maldini dan mantan pemain terbaik dunia, Ricardo Kaka. Milan juga tak banyak membeli pemain karena mengalami kesulitan finansial. Itu sebabnya banyak orang memaklumi kegagalan Milan meraih gelar juara musim ini.
Dengan segala keterbatasan di atas, Leonardo justru dianggap sukses karena mampu mempertahankan Milan di zona Liga Champions. "Saya tidak menyangka Leonardo pergi," kata Albertini. "Dia sangat baik dan mampu membawa Milan menjadi kompetitif lagi, mencapai sesuatu yang bahkan tidak mereka duga sebelumnya."
Leonardo sendiri sudah menyatakan akan berpisah dengan "I Rossoneri" usai duel lawan Juventus, Minggu (16/5/2010) WIB. Ia juga berjanji tidak akan kembali lagi ke Milan dalam beberapa tahun mendatang. Sampai saat ini, "Il Diavolo" belum memutuskan siapa yang bakal menggantikan pelatih asal Brasil itu. Sementara ini Filippo Galli menjadi kandidat terkuat sebagai calon pelatih Milan.
Kemungkinan lainnya adalah Marcello Lippi, yang kini melatih tim nasional Italia. "Saya pikir saat ini Lippi hanya berkonsentrasi pada Piala Dunia," komentar Albertini soal pelatih Milan berikutnya. "Dia (Lippi) selalu mengatakan tidak akan kembali ke klub sepak bola dan saya tidak melihat alasan untuk tidak percaya padanya.
Untuk seseorang pelatih hebat seperti Lippi, dia akan pergi ke klub besar." Leonardo belum memutuskan pekerjaan apa yang akan digelutinya usai meninggalkan Milan. Namun, beberapa media di Brasil yakin bahwa Leo telah mendapat tawaran dari Flamenggo.

Lippi Akan Tangani Milan?

MILAN - Pelatih Italia Marcelo Lippi dikabarkan akan menggantikan posisi Leonardo sebagai pelatih Milan musim depan. Jum'at (14/5) kemarin, wakil presiden Milan Adriano Galliani mengumumkan secara resmi bahwa Leonardo telah meninggalkan klub.
Kini Giallorossi sedang mencari pelatih baru. Dilansir La Gazzetta dello Sport, presiden Silvio Berlusconi mengakui dirinya berminat untuk mendatangkan Lippi ke San Siro.
Namun, Berlusconi mengatakan rencana tersebut masih harus menunggu keputusan Lippi meninggalkan kursi Azzurri usai Piala Dunia 2010 nanti. Ada sejumlah nama lain yang disebut-sebut akan mengisi pos kepelatihan Milan musim depan. Asisten Leonardo, Mauro Tassotti, dan mantan gelandang Filippo Galli akan menjadi alternatif jika klub gagal mendatangkan pelatih berkelas dunia.
Baru-baru ini, sempat tersiar kabar pelatih Roma Claudio Ranieri juga masuk dalam daftar nominator. Masih kita tunggu siapa yang layak mengisi pos yang kosong ini.
sumber : kompas.com

Siapa Suksesor Leonardo?

MILAN - Jakarta - Leonardo resmi berhenti sebagai pelatih AC Milan pada akhir musim ini. Meski klub belum mengontak pelatih manapun, namun sejumlah nama telah beredar sebagai suksesor allenatore asal Brasil itu. Kepastian tersebut telah disepakati oleh Leonardo dengan pihak Milan.
Partai melawan Juventus, akhir pekan ini bakal menjadi laga terakhir Milan dengan Leonardo sebagai pelatihnya. Kabar ini sendiri sudah bukan isu yang baru lagi. Leo sudah lama dikabarkan akan didepak karena hubungan yang tidak baik dengan para petinggi Milan.
Bahkan sebelum keputusan ini dibuat, sudah santer diberitakan beberapa pelatih yang santer dihubung-hubungkan dengan 'kursi panas' itu. Nama pertama yang hadir adalah Marco Van Basten, seorang pemain legendaris di kubu Rossonerri.
Selama enam musim berkarir, Van Basten bisa dibilang telah menyumbangkan segalanya buat klub. Dua trofi Liga Champions, tiga scudetto, tiga trofi Super Italia dan dua Intercontinental Cup merupakan gelar yang telah ia persembahkan. Kenangan manis yang telah diukir Van Basten tentunya tidak akan mudah dilupakan oleh para Milanisti.
Hal ini bisa menjadi nilai tambahan buat dia karena pastinya ia akan mendapat dukungan penuh dari suporter bila terpilih menjadi suksesor Leonardo. Meski sukses sebagai pemain, namun ia tidak mengecap kesuksesan di dunia kepelatihan. Setelah menangani tim muda Ajax Amsterdam, Van Basten akhirnya menerima pekerjaan sebagai pelatih timnas Belanda dan sukses mengantarkan timnya ke Piala Dunia 2006 dengan catatan mengesankan: nihil kalah di sesi kualifikasi dan fase grup.
Namun, Belanda toh terdepak juga di babak 16 besar setelah disingkirkan Portugal. Hal yang serupa terjadi di turnamen Piala Eropa 2008. Setelah tampil sangat perkasa di babak grup, namun Belanda lagi-lagi terjungkal di babak 16 besar. Setelah mengakhiri kontraknya bersama Belanda pada 2008, Van Basten kembali bertualang di level klub dengan melatih skuad senior Ajax Amsterdam.
Meskipun di awal bagus, namun ia gagal mengantar timnya menembus zona Liga Champions dan ia akhirnya mengundurkan diri. Pelatih Napoli, Walter Mazzari adalah nama lain yang muncul. Di bawah penanganannya, Napoli cukup sukses musim ini. Meskipun gagal meraih tiket Liga Champions namun ia berhasil mengantar Napoli nangkring di urutan enam akhir musim ini. Walau begitu, Mazzari tampak belum cukup bagus untuk melatih klub sebesar Milan. Prestasinya di dua musim belakangan bersama Sampdoria tidak cukup konsisten dengan finis keenam di musim 2008 diikuti urutan ke-13 di musim lalu.
Pelatih Gent, Michel Preud'homme tampil menjadi kejutan setelah dikabarkan turut masuk menjadi target Milan. Mantan pesepakbola internasional Belgia ini bukan sosok yang familiar dan kredibilitasnya sebagai pelatih belum mumpuni. Selain hanya melatih tim di Liga Belgia, Preud'homme juga belum menunjukkan prestasi yang mentereng di level Eropa.
Namun, apabila rumor tersebut benar adanya, Milan dipastikan tidak akan sulit untuk membujuknya lantaran pihak Gent telah menyatakan bersedia untuk melepasnya. Nama terakhir yang muncul adalah Mauro Tasotti.
Tassotti jelas bukan wajah asing lagi di kubu Diavolo Rosso. Ia telah menghabiskan 17 musim di San Siro sebagai pemain dan turut mengantarkan klub kota mode itu mencapai kejayaannya pada akhir '80 hingga awal '90. Dari sisi kepelatihan, Tasotti barang kali memiliki nilai plus dibanding pesaing-pesaingnya.
Ia pernah delapan tahun bersama salah satu pelatih tersukses Milan, Carlo Ancelotti dan tentunya pengalaman ini bisa menjadi modal bagus buat dia. Apalagi faktor kedekatan Tassotti dengan klub patut dipertimbangkan. Ia jelas memiliki pengetahuan tentang seluk-beluk Milan secara lebih baik daripada para pesaing pesaingnya.
sumber : detiksport.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar