PROKLAMASI

PROKLAMASI
INDONESIA

Selasa, 10 Agustus 2010

Betapa Mahalnya Pencitraan SiBeYe !

FORUM Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkapkan, sejumlah pos anggaran Presiden SBY yang dinilai berlebihan di antaranya anggaran untuk pakaian dinas, pengadaan road blocker, pengamanan fisik dan nonfisik VVIP Presiden, dan anggaran ke luar negeri.

Untuk anggaran pakaian dinas, Fitra mencatat, ketika Presiden SBY akan berangkat ke luar negeri Negara juga sudah harus menyediakan pakaian dinas Presiden sebesar Rp 893 juta. Jumlah ini dinilai berlebihan.

“Kalau setiap minggu Presiden bias membeli pakaian dinas sebesar Rp 18 juta untuk satu pakaian setiap satu minggu sekali atau setiap harus
berangkat ke luar negeri,” ujar Kordinator Investigasi FITRA, Uchok Sky
Khadafi dalam siaran pers, Senin (5/7).

Selain itu, lanjut Ucok, belanja pencitraan Presiden seperti pengadaan road blocker untuk Istana Presiden sebesar Rp 49 miliar. Pengadaan tersebut menurutnya sama seperti renovasi pagar halaman dan pengadaan security system di lingkungan Istana negara sebesar Rp 22,55 miliar untuk tahun anggaran tahun 2009.

“Sama-sama mencedarai rasa keadilan rakyat atas anggaran. Akan lebih baik, tidak mubazir, dan adil alokasi anggaran sebesar Rp 49 miliar dialokasikan untuk membuka lapangan kerja baru untuk rakyat miskin karena imbas dari kenaikan TDL (Tarif dasar listrik),” paparnya.

Selain pakaian dinas dan pengadaan road blocker, Fitra juga menyoroti anggaran pengamanan fisik dan nonfisik VVIP Presiden. Dalam APBN 2010 untuk pengamanan itu dianggarkan sebesar Rp 52 miliar, RAPBN 2011 sebesar Rp 50 miliar, dan dalam RAPBN Perubahaan 2011 jumlahnya dialokasi sebesar Rp 31 miliar, serta jumlah total RAPBN 2011 akan mengalokasikan anggaran pengamanan fisik dan non fisik VVIP Presiden sebesar Rp 81 miliar.

Ucok menuding Presiden secara terang-terangan telah menghambur-hambur uang negara di depan kemeralatan nasib rakyat, dan tidak konsisten dengan penyataanpenyataannya selama ini di mana Presiden selalu mengajak rakyat untuk berhemat. “Sementara Presiden sendiri tidak pernah melakukan penghematan anggaran,” cetusnya.

Untuk itu, Fitra meminta Komisi II DPR agar berani melakukan rasionalisasi atau pemangkasan anggaran Presiden SBY. “Seperti alokasi anggaran kunjungan pelesiran ke luar negeri, pakaian dinas presiden, pengadaan road blocker untuk Istana Presiden, dan untuk pengamanan fisik dan nonfisik VVIP Presiden,” tandasnya.

Soal anggaran ke luar negeri, menurut Ucok, anggaran Presiden lebih banyak dipakai untuk kunjungan wisata. Dan jumlahnya mengalami peningkatan yang tak sedikit. Fitra mencatat, sejak tahun 2005 sampai tahun 2009, Presiden telah banyak melakukan kunjungan ke luar negeri. Setiap tahun Presiden rata-rata menghabiskan anggaran sebanyak Rp 162 miliar.

Sehingga untuk lima tahun sejak tahun 2005 hingga tahun 2009, Presiden menghabiskan alokasi anggaran Rp 813 miliar. “Dan Rp 813 miliar ini dibelanjakan hanya untuk carter pesawat dengan penerbangan VVIP,” imbuhnya.

Sementara untuk tahun ini, Sekretariat Negara mengalokasikan anggaran kunjungan Presiden ke luar negeri mencapai Rp 179 miliar. Jumlah tersebut meningkat untuk tahun depan. “Untuk alokasi anggaran 2011 saat ini Setneg mengajukan alokasi anggaran ke DPR sebesar Rp 181 miliar,” ungkapnya.

Dalam data yang dilansir Fitra, untuk kunjungan ke luar negeri tahun anggaran 2005 sampai tahun angaran 2009, Presiden mendapat alokasi dana sebesar Rp 162.758.869.545. Sementara, untuk tahun ini dianggarakan Rp 179.034.756.000, dan tahun depan jumlahnya meningkat menjadi Rp 181.014.000.000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar